Rabu, 10 Oktober 2012

Makanan Jin

Sebagian ulama berpendapat bahwa jin tidak makan dan tidak minum, ada juga yang berpendapat sebaliknya dan ada lagi yg mengambil jalan tengah, yakni sebagian mereka makan dan minum dan sebahagian lain tidak. Dalam al Quran tidak ditemukan ayat yg secara tegas berbicara tentang hal ini, sedangkan dalam hadis2 Nabi,  banyak riwayat yg teks harfiahnya mendukung pendapat kelompok ulama yg menyatakan bahwa para Jin makan dan minum. Hanya saja ada di antara mereka bukan dg mengunyah dan menelan tetapi sekedar menghirup aroma makanan dan minuman. Tetapi sebagian besar ulama kelompok ini menolak pendapat itu karena tidak ada dasarnya. adapun ulama yg berpendapat bahwa jin tidak makan dan minum, maka kalau mereka tidak mendapat jalan untuk melemahkan riwayat2 itu, mereka memahami secara metefor. Ayat2 al Quran yang dijadikan dasar penguat pendapat yg mengatakan bahwa jin itu makan dan minum antara lain adalah Firman Nya "Bagi orang yang takut akan saat menhadap Tuhannya (kiamat) ada dua surga. Maka nikmat Tuhan kamu (wahai jin dan manusia) yg manakah yg kamu dustakan ? Kedua surga itu mempunyai pohon2an dan buah2an. Maka nikmat Tuhan kamu (wahai jin dan manusia) yang manakh yg kamu dustakan ? Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yg mengalir. Maka nikmat Tuhan yg manakah yg kamu dustakan ? Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah2an yg berpasangan" (Qs. Ar-Rahman 55:46-52).
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa suatu ketika Nabi Saw membawa sebelanga air untuk berwhudu dan berhajat. (ketika ia [Abu Hurairah] mengikutinya, Nabi Saw bersabda, “siapa ini?” ia berkata, “aku, Abu Hurairah”. Nabi Saw bersabda, “bawakan aku batu, jangan tulang atau kotoran hewan”. Abu Hurairah selanjutnya berkata; maka dengan ujung bajuku aku membawakan sejumlah batu dan setelah itu pergi menjauh. setelah selesai, aku berjalan bersamanya dan berkata, “mengapa (kau melarangku membawa) tulang atau kotoran binatang?” Nabi Saw bersabda,"itu Makanan Jin".

Definisi Petilasan

Petilasan adalah istilah yang diambil dari bahasa jawa (kata dasar "tilas" atau bekas) yang menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (yang penting).Tempat yang layak disebut petilasan biasanya adalah tempat tinggal,tempat beristirahat (dalam pengembaraan) yang relatif lama,tempat pertapaan,tempat terjadinya peristiwa penting,atau terkait denga legenda tempat moksa.
Dalam bahasa arab,petilasan disebut maqam (berarti "kedudukan" atau "tempat").Istilah 'makam' dalam bahasa Indonesia dengan demikian tidak berarti sama dengan 'maqam'.